Antusias Warga terhadap Lomba Panjat Pinang Desa Sekardadi
Doc : Uswatun Hasanah
Lomba Panjat Pinang merupakan salah satu perlombaan warisan yang tergolong cukup unik. Lomba ini biasanya diikuti oleh laki-laki muda dan dewasa yang berkisar umur 16 hingga 35. Lomba yang tergolong cukup unik ini memiliki tujuan agar warga bergotong-royong dalam menggapai sebuah tujuan, yaitu mengambil hadiah yang tergantung di ujung pohon pinang atau jambe.
Lomba panjat pinang biasa digunakan untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Tak terkecuali warga RT 01 RW 01 Desa Sekardadi Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Setiap tahun warga RT 01 ini selalu mengadakan berbagai macam lomba yang ditujukan untuk memeriahkan HUT RI. Meskipun lomba yang di selenggarakan tidak hanya Lomba panjat pinang, namun salah satu lomba ini adalah yang paling meriah dibanding yang lain.
Antusiasme warga RT 01 dalam mengikuti perlombaan sangat diapresiasi oleh Ketua Panitia Pelaksanaan Hari Besar Nasional RT 01 RW 01 Desa Sekardadi. Disampaikan dalam sambutannya pada puncak acara Peringatan HUT RI ke-73 Ahad (19/08) malam.
“Dengan antusiasme yang sangat tinggi, saya sangat mengapresiasi berbagai macam lomba yang telah diikuti oleh semua warga dari mulai anak-anak, remaja, sampai dewasa”. Ungkap Arianto.
Selain itu, Bambang Arianto juga menyebutkan beberapa jenis perlombaan yang diadakan, yaitu Mengambil koin dalam semangka, lari kelereng sendok (kelereng yang ditaruh di atas sendok, red), memasukkan paku ke dalam botol, tepuk bola air, dan makan kerupuk untuk anak-anak.
Sedangkan perlombaan untuk remaja dan dewasa putra-putri yaitu ada balap karung, lari kelereng sendok, lari tampah, sepak bola terong, dan makan kerupuk. Semua kegiatan itu dilaksanakan mulai tanggal 10 Agustus 2018 hingga 13 Agustus 2018. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan Malam Tirakatan dan Tahlil Bersama yang dilaksanakan pada malam 17-an.
Nabila (19), warga RT 01 menuturkan bahwa pelaksanaan peringatan hari besar nasional tahun ini lebih meriah daripada tahun kemarin, meskipun ada jenis perlombaan yang dihapuskan seperti lari gapyak yang tahun lalu diadakan namun tahun ini tidak, tetapi perlombaan yang dilaksanakan oleh panitia cukup membuat masyarakat antusias mengikutinya.
“Panjat pinang dimulai jam 3 sore setelah asar, sampai maghrib durung ngenekno (belum mendapatkan hadiah, red). Setelah maghrib masih dilanjutkan, itupun makan bakso dahulu ligek ngenekno (baru mencapai puncak, red)” Ujar Nabila. (SA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar