 |
sumber: goodreads.com |
1.
DI BUMI, DRAMA KEMANUSIAAN DIGELAR
a.
TEMPAT KITA
HIDUP DAN MATI
Dalam firman Allah QS. Al-A’raaf (7) : 25 menjelaskan tentang fase-fase
kehidupan manusia, yaitu dimana manusia hidup dan dimana dia akan mati. Yang
menjadi pertanyaan adalah arti ayat terakhir yang berbunyi “dan di Bumi itu
pula kalian akan dibangkitkan”, mengisyaratkan bahwa sebenarnya kita tidak
pernah beranjak dari Bumi yang sekarang kita tempati.
Dari
mulai diciptakannya Adam, hingga sekarang, dan kemudian nanti adanya kiamat,
kita akan tetap menginjak Bumi, dijalani di atas permukaan Planet Hijau ini.
Lalu bagaimana dengan Langit yang memang
Allah menciptakan alam semesta dengan sangat luas dan sangat banyak. Bukan
hanya Bumi saja namun ada langit, juga bertriliun-triliun planet, meteor,
bintang dan matahari. Ada pula milyaran galaksi, jutaan superkluster, dan
banyak lagi.
Namun
Allah memang hanya memilih Bumi untuk dijadikan-Nya sebagai tempat berlangsung
kehidupan manusia. Dan ayat tersebut menjadikan kita berfikir tentang
keberadaan ‘kehidupan akhirat’ dan tentang penciptaan manusia pertama yaitu
Adam.
Ayat
tersebut juga membuat kita memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya
belum pernah terlintas di benak kita sebelumnya, yaitu jika memang drama
kehidupan digelar di Bumi sejak Nabi Adam diciptakan hingga adanya kehidupan
kedua, maka apakah Nabi Adam diciptakan di Bumi pula? Lalu bagaimana dengan
penjelasan bahwa Nabi Adam diciptakan di surga? Apakah itu bermakna bahwa surga
itu juga berada di bumi? Beberapa pertanyaan tersebut membuat kita ragu dan
bingung akan jawaban-jawabannya. Pertanyaan selanjutnya yaitu apakah itu berarti
kehidupan kedua kita juga terjadi di bumi? Lalu benarkah akan terjadi di bumi?
Mari kita diskusikan.
b.
SEMUA
DICIPTAKAN UNTUK MANUSIA
Allah
menciptakan Bumi sebagai tempat untuk digelarnya drama kehidupan manusia.
Segala aspek kehidupan diciptakan Allah hanya untuk mrlayani manusia. Hal ini
juga dijelaskan dalam firman Allah QS. Al-Baqoroh (2) : 29 yang artinya “Dialah (Allah) yang mnciptakan semua yang
ada di muka Bumi ini untukmu, dan Dia berkehendak menuju langit, lalu
dijadikanNya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”
Ini
terbukti dengan hal yang berkaitan dengan fasilitas di Bumi, mulai dari rotasi
bumi, kadar air hujan, tanam-tanaman dan seluruh binatang di permukaan Planet
Bumi. Semua fasilitas tersebut untuk mendukung terjadinya drama kehidupan di
Bumi ini dengan sempurna, yaitu:
1.
Bumi,
Kendaraan Angkasa yang Sempurna
Bumi bukan sekedar pesawat luar
angkasa seperti yang dibuat manusia. Tetapi ia adalah sebuah kendaraan canggih
yang memiliki fasilitas luar biasa. Lalu apakah kita tahu berapa kecepatan Bumi kita melesat di angkasa
luar? Tak kurang dari 107.000 km per jam, lebih dari 5 kali kecepatan pesawat
ulang-alik buatan manusia.
Putaran bumi mengelilingi Matahari
dengan kecepatan 107.000 km per jam itu telah menghasilkan gaya sentrifugal
yang melawan gaya tarik Matahari secara seimbang. Maka selama 5 miliar tahun
yang lalu keseimbangan tersebut telah terjadi. Sehingga muncullah kehidupan di
muka Bumi ini. Termasuk manusia.
Bayangkan, selama 5 miliar tahun Bumi
terus berputar dengan kecepatan yang seimbang dengan gaya tarik matahari.
Seandainya ‘kekuatan’ itu lengah sedikit saja, maka hancurlah Bumi kita, baik
karena tersedot oleh Matahari ataupun terlepas dari orbitnya.
Bukan hanya gerakan Bumi mengelilingi
Matahari saja yang menimbulkan kekaguman. Sebab selain berputar pada Matahari
yang dapat disebut sebagai revolusi, Bumi juga berputar dengan sendirinya yang
dikenal dengan istilah rotasi Bumi.
2.
Air Hujan
yang Terukur
Fenomena alam yang bernama hujan
selalu menyimpan berbagai proses yang menimbulkan kekaguman tersendiri bagi
kita. Air dari permukaan Bumi diubah terlebih dahulu menjadi uap air yang
memiliki berat jenis lebih ringan dari udara. Sehingga uap air itu bergerak ke
langit atau angkasa. Pada ketinggian tertentu, uap air tersebut lantas
berkumpul dengan uap air yang lain, yang berasal dari berbagai daerah di
permukaan Bumi.
Allah menurunkan tetesan air hujanpun
dengan cara yang ‘santun’ dan terukur. Hujan berasal dari awan. Di awan itu
terkandung jutaan ton air hujan. Bagaimana kalau Allah menghendaki air hujan
yang jumlahnya jutaan ton tersebut sedang bergelayutan di atas kepala kita turun
secara sekaligus pada ketinggian beberapa kilometer. Seperti sebuah air terjun.
Kita tidak dapat membayangkan betapa akan hancur lebur daerah yang kita tempati
jika diterjang oleh air bah yang jatuh dari langit. Mengapa jutaan ton air
tidak berjatuhan ke Bumi? Karena Allah membuat mekanisme yang sangat canggih.
3.
Atmosfer
sebagai Pelindung
Atmosfer adalah suatu lapisan yang
menyediakan udara untuk digunakan makhluk hidup di dalamnya. Bayangkan jika
atmosfer tidak diciptakan Allah maka bagaimana manusia melangsungkan
kehidupannya, sedangkan dia membutuhkan oksigen yang menjadi aspek terpenting
dalam kehidupan.
Ternyata,
komposisi gas-gas dalam atmosfer kita itu sudah didesain seideal mungkin oleh
Allah dengan ukuran yang pas bagi keberlangsungan kehidupan. Sudah pasti
manusia tidak bisa hidup tanpa oksigen.
Allah berfirman dalam firmanNya,
bahwa atmosfer juga berfungsi sebagai pelindung. Apa yang dilindungi? Yaitu
bahaya-bahaya yang datang dari angkasa luar. Seperti bebatuan meteor yang jatuh
ke Bumi atau juga sinar-sinar yang membahayakan kehidupan manusia.
4.
Milliaran
Binatang dan Tumbuhan
Bukan hanya pergerakan Bumi, gunung,
hujan, dan atmosfer yang sengaja didesain oleh Allah untuk menggelar drama
kehidupan manusia, tetapi binatang dan tumbuhan pun semuanya diciptakan untuk manusia.
Pernahkah kita berfikir mengapa Allah
menciptakan mangga dengan banyak buah? Apakah hanya untuk dirinya sendiri? Jika
memang hanya untuk kepentingan mangga tidak mungkin akan sebanyak itu. Lalu
kita mesti memahami realitas di sekitar kita, yang kita lihat memang pohon mangga
berbuah begitu banyak. Jauh melebihi kebutuhannya sendiri. Untuk apa? Untuk
siapa?
Sepertinya tidak mungkin jika
buah-buah mangga tersebut untuk binatang, mungkin hanya beberapa seperti codot.
Jawabannya hanya satu: pohon mangga memproduksi buah sebanyak itu untuk
kesenangan hidup manusia.
2.
LANGIT: APA & DIMANA
a.
LANGIT,
SEBUAH RUANG TAK BERTEPI
Pada
suatu malam yang cerah saat kita menatap langit, pasti ada rasa keinginan untuk
menyelam lebih dalam di langit tersebut karna saking terpesona dengan
keindahannya. Tetapi itu hanyalah angan-angan sebagian orang yang tak memahami
tentang konsep langit sebenarnya.
Bintang
yang kita lihat setiap hari itu bukanlah benda lamgit kecil yang
berkerlap-kerlip. Bintang adalah sebuah bola api raksasa yang sedang
menyala-nyala dengan suhu jutaan derajat. Lalu bagaimana dengan ukurannya?
Memang terlihat kecil kalau dilihat di Bumi, tapi pada hakikatnya sama dengan
Matahari.
Berapakah
jarak antara Bumi-Bintang? Jarak yang paling dekat adalah 8 tahun cahaya,
artinya cahaya saja membutuhkan waktu tempuh selama 8 tahun dari Bumi menuju ke
bintang tersebut. Padahal kita tahu bahwa cahaya memiliki kecepatan yang tiada
bandingannya di alam semesta ini, yaitu 300.000 km per detik.
Cahaya
yang demikian cepat tersebut ternyata masih membutuhkan waktu 8 tahun untuk
mengarungi jarak bintang yang terdekat. Jika jarak Bumi-Matahari adalah 150
juta kilometer, maka jarak bintang yang terdekat itu adalah sekitar sekitar 75
triliun kilometer. Maka dari itu tak salah jika bintang tersebut itu terlihat
kecil dan berkedip-kedip.
Lalu
bagaimana menggambarkan sebuah ruang
yang tidak ada tepinya? Bisa saja diumpamakan dengan permukaan sebuah bola. Namu perbedaannya,
permukaan bola adalah sebuah “ruangan” berdimensi dua. Sementara langit kita
adalah ruangan berdimensi tiga.
Sebuah
permukaan dimensi dua di atas bola tidak memiliki tepi, tetapi luasan tersebut
memiliki besar yang terbatas. Kita dapat menghitung luas permukaan itu tetapi
tidak akan pernah menemukan tepinya. Intinya: tidak bertepi tetapi terbatas.
Karena
ternyata alam semesta ini bentuknya melengkung ke dimensi yang lebih tinggi,
yaitu dimensi empat. Al-Qur’an memiliki istilah sendiri dalam hal ini yaitu
langit kedua. Sama halnya dengan permukaan sebuah bola, permukaannya berdimensi
dua tapi melengkung ke dimensi tiga, volume bola.
b.
PENCIPTAAN
LANGIT & BUMI
Sejak
kapankah alam semesta diciptakan? Secara ilmiah masih terdapat perbedaan
argumentasi antar ilmuwan. Namun diantara para ahli ilmu astronomi, setidaknya
ada tiga pendapat.
Yang
pertama, berpendapat bahwa alam semesta ini memang sudah ada sejak dahulu
kala. Tidak memiliki permulaan. Dan berarti, juga tidak akan memiliki akhir.
Alam semesta selamanya akan tetap ada (Closed Univers).
Yang
kedua, adalah mereka yang mengatakan bahwa alam semesta ini bersifat
terbuka atau dapat disebut dengan istilah Open Univese. Mereka
berpendapat bahwa alam semesta ini mengarah pada kehancuran.
Yang
ketiga berpendapat bahwa alam semesta ini dulu pernah tidak ada, kemudian
berproses untuk penciptaannya. Setelah itu, alam semesta terus berkembang
seperti sekarang kita lihat. Kemudian suatu saat akan dilenyapkan kembali.
Ada beberapa tahapan proses peciptaan alam semesta
ini, yaitu:
1.
Ketika alam
semesta berupa cikal bakalnya yang disebut sebagai Sop Kosmos.
Pada tahapan ini cikal bakal alam
semesta berada dalam kondisi yang sangat labil disebabkan temperatur dan
tekanan yang sangat tinggi. Zat yang berada dalam Sop Kosmos itu tidak dapat
didefinisikan sesuai dengan ragam zat yang ada sekarang.
Dia bukan zat padat, bukan zat cair,
juga bukan gas. Semacam kumpulan energi yang sangat ekstrim. Sebab semua
material dan energi di alam dikompres ke dalam sebuah titik yang berukuran
hampir nol. Dimana ruang dan waktu juga berada di dalamnya. Ketika itu, waktu
belum bergerak dan ruangan belum tercipta. Semua terdapat di dalam cikal bakal
alam semesta dalam ukuran ‘Hampir Tiada’.
2.
Sesaat
setelah ledakan terjadi. Pada detik pertama, suhu alam semesta dari tak
berhingga turun menjadi 1010 derajat kelvin.
Tidak ada material yang sanggup
bertahan terkena suhu setiggi itu.
100 detik kemudian setelah ledakan,
diperkirakan suhu alam semesta turun menjadi 109 atau sekitar 1
miliar dereajat. Ini sama dengan suhu di bintang yang paling panas. Dan
beberapa jam kemudian, mulailah terbentuk partikel-partikel elementer pembentuk
alam semesta. Dan kemudian tercipta atoom-atom bermassa rendah seperti Hidrogrn
dan Helium.
3.
Selama
jutaan tahun kemudian, alam semesta tidak mengalami perubahan yang berarti.
Akan tetapi terus menerus mengembang ke segala penjuru. Puluhan jenis unsur
alam semesta terbentuk. Ruang alam semesta semakin membesar. Waktu pun ikut
bergerak maju.
4.
Selama kurun
waktu miliaran tahun kemudian, terbentuklah benda-benda langit akibat
pengelompokan atom-atom dan molekul yang bersenyawa. Pada pembentukan generasi
pertama, terciptalahbintang-bintang atau gugusan bintang, dari material yang
memang hanya ada di waktu itu, yaitu Hidrogen dan Helium.
Matahari kita ini terbentuk sekitar 5
miliar tahun yang lalu. Dia termasuk dalam kelompok Matahari generasi kedua,
karena di dalamnya ditemukan gas-gas yang memiliki massa lebih besae dari
Hidrogen dan Helium. Sekitar 2% massa Matahari ternyata mengandung Oksigen dan
Karbon
5.
Akibat
pendinginan di pinggiran pusaran yang terbentuk matahari, maka terjadilah
padatan-padatan, yang kemudian terpental akibat gaya putar (sentrifugal).
Bagian yang terpental tersebut adalah cikal-bakal planet-planet. Termasuk di
dalamnya adalah planet bumi. Ini terjadi sekitar 5 miliar tahun yang lalu.
Jadi, Bumi kita sebenarnya sudah berusia sangat tua.
6.
Tahap
diciptakanNya makhluk hidup di permukaan planet Bumi, hingga drama kehidupan
yang digelar sampai kiamat nanti.
C. PENGHUNI
LANGIT & BUMI
Di dalam Al-Qur’an, Allah menyebut makhluk ciptaannya hanya ada 6 macam, yaitu 3
yang berakal dam 3 lainnya tidak. Yaitu: malaikat, jin, manusia, binatang,
tanaman dan benda mati.
1.
Malaikat
Malaikat adalah makhluk yang diciptakan Allah khusus untuk ‘membantu’
Allah mengurus alam semester ciptaanNya. Bukan berarti Allah ‘kewalahan’ dalam
mengurus alam semesta ini dan kemudian membutuhkan bantuan malaikat. Allah
berfirman bahwa Dia selalu dalam kesibukan mengurusi alam semesta.
Seperti dalam QS. Ar-Rahman (55) : 29 yang artinya: “Semua yang ada di
langit dan di Bumi selalu memnta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.”
Pada hakikatnya, yang sibuk mengurusi alam semesta adalah Allah semata.
Karena malaikatpun ciptaan Allah.
2.
Jin
Jin adalah makhluk Allah yang
diciptakan setelah malaikat. Berbeda dengan malaikat yang diciptakan berbadan
cahaya, maka jin diciptakann Allah dari nyala api yang sangat panas, lantas
ditiupkan RuhNya. Seperti dalam QS. Al-Hijr (15) : 27 yang artinya “Dan kami ciptakan jin sebelum (Adam) dari
api yang sangat panas”
Namun karena ia berbadan gelombang
panas. Maka akan tetap memiliki berbagai kelebihan. Di antaranya, ia dapat
merambat di berbagai jenis benda.
3.
Manusia
Sebagaimana jin, manusia diciptakan
Allah untuk beribadah kepadaNya. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih peran
dalam drama kehidupan ini: apakah ingin menjadi penjahat (setan) ataukah ingin
jadi orang baik.
4.
& 5. Benda Mati
Ketiga mahluk yang kita
bahas terdahulu adalah makhluk hidup yang berakal.Sedangkan ada yang 4 dan ke 5
ini adalah makhluk hidup yang tidak kekal.Allah tidak membebani binatang dan
tumbuhan dengan agama.Mereka tidak memiliki pilihan dalam hidupnya.Satu-satunya
pilihan adalah taat dan beribadah kepada Allah..
Sebaimana manusia,badan
binatang dan tumbuhan terbuat dari bahan biokimia yang berasal dari
tanah.Tumbuhan dan binatang diciptakan terlebih dahulu sebelum manusia dan jin.Makhluk
dua ini adlah perintis kemakmuran Bumi.
6 . Benda Mati
Untuk kelengkapan hidup
manusia,Allah menciptakan segala macam benda di permukaan Bumi.Semuanya
diperuntukan manusia.Mulai dari berbagai macam tambang di dalam perut
Bumi,bebatuan,gunung-gunung,lautan,atmosfer,angin,hujan,petir,dsb
Kemampuan manusia dalam
mengendalikan hawa nafsunya menjadi faktor yang sangat menetukan dalam
keberhasilan hidup seorang manusia.Karena itu,Rasullullah mengtakan bahwa belum islam seseorang sampai
ia bisa menundukkan hawa nafsunya. (SA)